Tradisi tsukimi di Jepang menjadi bagian dari kultur masyarakat. Kalian akan sering melihat, terutama di pinggiran kota dan pedesaan, warga yang duduk-duduk untuk menikmati keindahan bulan di malam hari. Untuk kalian yang masih awam, tsukimi merupakan budaya melihat bulan ketika sedang purnama.
Tsukimi berasal dari kata tsuki yang artinya bulan dan mi yang maknanya melihat. Kalian tak bisa melihat bulan dengan indah sepanjang tahun lho, di Jepang waktu tsukimi terbaik adalah di musim gugur. Selain memandangi bulan, ternyata masyarakat Jepang juga melakukannya sebagai bentuk rasa syukur karena panen berjalan dengan baik.
Kapan Tradisi Tsukimi di Jepang Dilakukan?
Tsukimi biasanya akan dilakukan pada 25 September hingga 25 Oktober tiap tahunnya. Sebagai sebuah perayaan turun temurun, warga lokal juga sering mengadakan festival dengan harapan agar panen di tahun selanjutnya akan berlangsung dengan baik. Kurang lebih momen ini mirip dengan peringatan Thanksgiving di Amerika.
Tradisi ini sebenarnya tak murni muncul dari budaya Jepang, sebab tsukimi juga bisa kalian temukan dalam budaya China. Pada zaman Nara di tahun 710 – 794, warga China memperkenalkan budaya ini ke masyarakat Jepang. Selanjutnya di zaman Heian yang berlangsung antara tahun 794 – 1185, tradisi ini sudah umum dilakukan oleh bangsawan Jepang.
Legenda Mengenai Tsukimi
Mengenai tsukimi, ternyata ada legenda yang membuat tradisi ini semakin terkenal. Menurut folklore masyarakat, ketika sedang memandangi bulan, kalian bisa melihat dua ekor kelinci yang sedang menumbuk kue mocha di permukan bulan. Ceritnya bermula dari pertemuan seorang kakek tua, seekor kera, rubah dan kelinci.
Karena kelaparan, kakek tersebut meminta makan kepada tiga hewan tadi. Kera pun memberikan buah dan kacang, sementara rubah membawakan ikan dari sungai. Kelinci bingung, ia tak tahu apa yang harus ia berikan pada kakek tersebut, karena itu ia mengorbankan tubuhnya pada kakek tersebut untuk menjadi makanan.
Kakek pun menerima pengorbanan yang kelinci lakukan. Tak ada yang menyangka bahwa sang kakek merupakan dewa bulan. Akhirnya sang dewa menghidupkan kembali kelinci yang sudah mengorbankan diri dan membawanya ke bulan untuk tinggal disana.
Tempat Terbaik Melakukan Tsukimi
Jika kalian berniat mengikuti tradisi tsukimi di Jepang, ada beberapa spot terbaik untuk melakukannya. Selain datang di musim gugur, kalian bisa mengunjungi tempat-tempat berikut ini di menjelang malam hari, diantaranya:
1. Tokyo Tower
Sebagai salah satu tempat paling tinggi di Tokyo, Tokyo Tower bisa menjadi spot terbaik untuk melakukan tsukimi. Apabila tsukimi tengah berlangsung, Tokyo Tower secara khusus akan menyala. Tak hanya itu, tangga bagian luar yang mengarah ke bagian geladak utama tetap akan terbuka hingga pukul 10 malam.
2. Kastil Himeji
Kalau kalian ingin menikmati tsukimi dengan nuansa yang lebih tradisional, datanglah ke Kastil Himeji. Terletak di perfektur Hyogo, kastil ini mejadi tempat terbaik untuk melihat bulan sekaligus menikmati pertunjukan Taiko. Ada juga tempat kuliner, minum teh, hingga penyediaan teleskop untuk melihat indahnya rembulan.
3. Sankeien Garden
Tempat favorit lain untuk melakukan tsukimi adalah Sankeien Garden. Jika kalian mengunjungi Yokohama di musim gugur, mampirlah ke taman tersebut untuk melihat indahnya bulan yang cemerlang. Di sekitar lokasi teman juga sering digelar pertunjukan musik dan tarian.
Sebagai negara yang masih memegang teguh tradisi dan adat, tradisi tsukimi di Jepang masih lestari hingga saat ini. Kalian pun juga bisa melakukannya jika berkunjung di waktu liburan yang tepat.