Mitos Kucing di Jepang: Beragam Yokai Kucing

Mitos Kucing di Jepang: Beragam Yokai Kucing

Mitos kucing di Jepang mengakar kuat sebagai budaya tradisional. Dalam bahasa Jepang, kucing disebut sebagai neko, umumnya menggunakan aksara kanji, tapi bisa juga menggunakan huruf katakana atau hiragana.

Di negeri matahari terbit tersebut, kucing tak hanya jadi hewan peliharaan, tapi juga hewan yang sakral. Ini karena sejak dulu kucing menjadi peliharaan para bangsawan, bahkan ada beberapa kuil khusus yang dibangun untuk kucing.

Mitos Mengenai Kucing di Jepang

Masyarakat Jepang hidup dengan beragam mitos dan tahayul, kucing juga tak luput sebagai objeknya. Menurut mitologi lokal, kucing juga punya bentuk ghoib atau yokai. Berikut adalah empat yokai kucing yang paling terkenal.

1. Bakeneko

mitos kucing di jepang

Hantu kucing atau bakeneko merupakan kucing yang berubah menjadi makhluk halus karena mendapatkan siksaan dari majikannya. Setelah menjadi hantu, ia akan hidup kembali dan membalas dendam pada orang-orang yang berbuat jahat pada dirinya.

Ada legenda lain yang mengatakan jika kucing hidup hingga tua, maka mereka akan memiliki kekuatan khusus, dan berpotensi berubah menjadi yokai. Untuk bakeneko, banyak sumber mengatakan ukurannya sangat besar, bahkan bisa seukuran  manusia.

Jika tak menjadi kucing raksasa, ia akan menjadi kucing kecil yang mengganggu manusia. Apabila bakeneko tak punya niat untuk membunuh majikan yang sudah menyiksanya, ia tetap akan mendatangkan kesialan untuk orang lain.

2. Nekomata

mitos kucing di jepang

Serupa dengan bakeneko, nekomata juga termasuk dalam siluman kucing. Bedanya nekomata lebih ganas daripada bakeneko. Ini berdasarkan anggapan bahwa kucing yang tinggal dengan manusia terlalu lama, bahkan sampai bertahun-tahun, akan menyimpan kekuatan yang besar.

Bisa jadi nekomata adalah kucing yang bisa berubah wujud, berjalan, bahkan berbicara sebagaimana manusia. Bentuknya juga beragam, tak hanya terbatas bentuk kucing saja. Menurut mitologi, nekomata bisa berbentuk seperi macan tutul atau singa dan memakan hewan besar, termasuk manusia.

Mitos lain mengatakan bahwa nekomata bisa membangkitkan orang mati. Mereka yang dibangkitkan oleh nekomata akan diperbudak melalui tarian tangan dan ekor kucing. Ada kepercayaan untuk membelah ekor kucing di Jepang ketika mereka masih kecil untuk membuktikan mereka bukan nekomata.

3. Sunekosuri

blank

Mitos kucing di Jepang selanjutnya adalah yokai sunekosuri, yang merupakan hantu kucing dengan sifat yang jahil. Mitos mengenai sunekosuri berasal dari Perfektur Okayama, jadi ada kemungkinan wilayah lain di Jepang kurang familiar dengan mitos ini.

Menurut kepercayaan setempat, sunekosuri merupakan hantu kucing yang tak berbahaya, namun memberikan kesialan untuk manusia. Ketika hujan, mereka senang menggosokkan tubuhnya ke kaki manusia yang tengah berjalan. Karena kaget, biasanya manusia akan jatuh terjerembab.

Sunekosuri biasanya keluar ketika hujan atau gerimis tengah turun, terutama di malam hari. Berbeda dengan dua yokai sebelumnya, yokai kucing ini punya bentuk yang tak menyeramkan, mereka serupa dengan anjing atau kucing kecil.

4. Maneki Neko

blank

Yokai terakhir mengenai kucing adalah maneki neko, yang wujudnya sering kalian lihat di pertokoan. Maneki neko merupakan siluman kucing yang baik, ia terlihat seperti kucing yang duduk dengan satu kaki dengan kaki kanan menghadap ke atas, ia juga mendatangkan keberuntungan bagi manusia.

Kebanyakan orang menggunakan patung maneki neko untuk mengundang orang-orang agar mau berkunjung ke tokonya. Sampai sekarang masyarakat Jepang masih percaya dengan maneki neko, bahkan sering menggunakannya sebagai jimat.

Ternyata mitos kucing di Jepang cukup kompleks ya. Kalian juga bisa merayakan hari kucing tiap tahunnya pada 22 Februari. Biasanya akan ada banyak diskon dan promo di toko hewan peliharaan.