Penjelasan Budaya Membungkuk di Jepang: Ojigi

Penjelasan Budaya Membungkuk di Jepang: Ojigi

Budaya membungkuk di Jepang bisa dengan mudah kalian temukan. Pemandangan seseorang yang membungkuk bisa terlihat di berbagai sudut Jepang, dari sekolah, perusahaan tempat kerja, hingga minimarket.

Ketika mempelajari budaya Jepang, kalian mungkin akan sedikit bingung melakukan ojigi, sebab kebiasaan ini bisa dilakukan kapan saja. Supaya benar ketika melakukannya, kalian bisa membaca penjelasannya berikut ini.

Pengertian Ojigi dan Bagaimana Esensinya

budaya membungkuk di jepang

Ojigi berarti membungkukkan badan sebagai bentuk rasa hormat dan kesoponan. Kalian bisa menggunakannya jika sedang berbicara kepada seseorang yang tingkat statusnya lebih tinggi, misalnya senior, atasan, atau guru.

Serupa dengan bahasa Jepang yang akan berubah tingkat kesopanan tergantung lawan bicaranya, ojigi juga serupa, jenisnya bisa kalian sesuaikan dengan objek. Jika ingin berbaur dengan masyarakat Jepang, jangan sampai melupakan ojigi ya!

Menurut sejarah, budaya ojigi sudah ada di Jepang sejak tahun 500 hingga 800 Masehi. Kemungkinan budaya-nya berasal dari Tiongkok, yang tersampaikan lewat ajaran Budha. Fungsinya dulu untuk menunjukkan status, kalian bisa melihatnya ketika orang Jepang membungkuk pada raja, ratu, atau penguasa lokal.

Sejalan dengan zaman, ojigi menjadi kultur masyarakat yang melekat dan terus terpakai. Kebiasaan ini biasanya digunakan untuk mengucapkan terima kasih, memohon bantuan, memberi selamat, hingga meminta maaf. Orang Jepang punya aturan tersendiri mengenai ojigi, jika salah melakukannya, seseorang akan dianggap tak sopan.

Jenis Budaya Membungkuk di Jepang

1. Eshaku

blank

Ketika bertemu teman sejawat atau saudara, kalian bisa menganggukan kepala sekilas sebagai ganti ojigi. Tapi beda kalau bertemu dengan teman kantor, kalian harus menggunakan eshaku.

Ojigi jenis ini biasanya digunakan untuk memberikan sapaan, misalnya selamat pagi atau ucapan terima kasih atas kerja keras. Untuk melakukan eshaku, kalian harus berdiri dan menundukkan kepala dengan sudut 15 derajat. Lakukan secara natural, jika sudah silahkan kembali ke posisi tegak semula.

2. Senrei

budaya membungkuk di jepang

 

Selanjutnya ada senrei, ojigi ini bisa kalian lakukan sembari duduk. Berbeda dengan eshaku yang lebih kasual, penggunaan senrei untuk acara dan situasi semi formal hingga formal, jadi harus kalian lakukan dengan benar.

Cara melakukannya adalah dengan duduk sembari melipat kedua kaki sejajar. Kemudian bungkukan badan dan kepala sebanyak 30 serajat, tahan sebentar selama 2 – 3 detik, baru kembali ke posisi semula.

3. Keirei

budaya membungkuk di jepang

Jenis ojigi ini bisa kalian temukan dengan mudah, baik di anime atau manga. Keirei merupakan ojigi resmi dan yang paling umum. Cara melakukannya dengan berdiri, kemudian membungkuk sebanyak 30 derajat.

Keirei bisa kalian gunakan untuk memberikan salam kepada orang lain, baik untuk tujuan mengucapkan terima kasih atau berkenalan dengan orang baru. Jangan lupa akhiri keirei dengan senyum untuk memberikan kesan sopan.

4. Saikerei

blank

Jarang menemukan seseorang melakukan saikerei, karena biasanya hanya dilakukan untuk manajer, mertua, atau rekan bisnis. Fungsinya untuk memberikan rasa hormat dan permintaan maaf secara tulus. Cara melakukannya adalah membungkuk sebanyak 45 derajat dan menahan posisi selama lebih dari 3 detik.

5. Shazai

blank

Terakhir ada ojigi bernama shazai, jenis ini juga jarang kalian temukan karena biasanya dilakukan ketika seseorang melakukan kesalahan besar. Misalnya masalah yang bisa memberikan ketidaknyamanan pada klien. Melakukan shazai caranya dengan membungkuk 70 derajat, kemudian menahan posisi tersebut selama 4 detik.

Kalian perlu tahu budaya membungkuk di Jepang karena hal ini merupakan budaya dan kultur yang sakral. Dalam ojigi makin dalam dan lama seseorang membungkuk, maka makin terhormat posisi dan kedudukan lawan bicara.