Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa yang susah-susah gampang untuk orang umum pelajari. Salah satu cara untuk mengukur kemampuan Bahasa Jepang kamu adalah dengan mengikuti JLPT atau Japanese Language Proficiency Test yang terdiri dari 5 level, di mana level yang paling rendah adalah N5. Salah satu materinya adalah konjugasi kata benda bahasa Jepang.
JLPT N5 merupakan level tes yang menjadi saran bagi pemula. Dalam tes ini, seringkali peserta menemukan soal tentang konjugasi kata Bahasa Jepang. Nah, apa aja sih konjugasi kata benda Bahasa Jepang yang sering muncul di JLPT N5? Simak infonya di sini!
Apa itu Konjugasi Kata Benda?
Sebelum kamu lebih jauh membahas perubahan kata benda, ada baiknya kamu mengenal lebih dulu apa itu konjugasi. Konjugasi adalah perubahan bentuk kata yang sebagai akibat dari konteks tertentu. Sebagai contohnya yaitu pengubahan kata menjadi bentuk negatif atau bentuk lampau.
Berikut ini jenis-jenis konjugasi kata benda Bahasa Jepang yang sangat mudah dipelajari.
1. Konjugasi Kata Benda Bahasa Jepang Menjadi Bentuk Negatif
Untuk mengubah kata benda Bahasa Jepang menjadi bentuk negatif, kamu tinggal menambahkan kata janai (じゃない) atau dewa nai (ではない) yang berarti “bukan” setelah menulis kata benda.
Contoh penulisan :
- Kucing (neko) berubah ke bentuk negatif menjadi “bukan kucing (neko janai atau neko dewa nai)”
- Pelajar (gakusei) berubah ke bentuk negatif menjadi “bukan pelajar (gakuse janai atau gakuse dewa nai)”
Contoh kalimat :
- Saya bukan seorang pelajar
Watashi wa gakusei dewanai (私は学生ではない)
2. Konjugasi Kata Benda Menjadi Bentuk Lampau
Selanjutnya, untuk bentuk konjugasi kata benda Bahasa Jepang yang satu ini, caranya mudah seperti yang sebelumnya. Kamu tinggal menambahkan kata datta (だった) setelah menulis kata bendanya. Berikut ini adalah penerapan dari contoh penulisand dan kalimatnya.
Contoh penulisan :
- Anak-anak (kodomo) berubah ke bentuk lampau menjadi “kodomo datta”
- Guru (sensei) berubah ke bentuk lampai menjadi “sensei datta”
Contoh kalimat :
- Tahun lalu saya adalah mahasiswa
Kyonen watashi wa daigakuse datta (去年私は大学生だった)
3. Konjugasi Kata Benda Menjadi Bentuk Negatif Lampau
Bentuk konjugasi kata benda Bahasa Jepang yang satu ini perlu melakukan perubahan dulu menjadi bentuk negatif. Lalu kamu tinggal mengganti huruf akhiran “i” menjadi katta (かった).
Contoh mudahnya begini, konjugasi bentuk negatif ada dua yakni janai dan dewa nai. Jika huruf “i” yang ada di akhir kata itu diganti dengan katta, maka penulisannya menjadi janakatta dan dewa nakatta.
Contoh penulisan:
- Sensei (guru) → sensei dewanai / janai (bukan guru) → sensei dewanakatta / janakatta (dulu bukan guru)
Jadi, kata sensei berubah dulu ke bentuk negatif “sensei janai” lalu tinggal ganti huruf “i” dengan katta sehingga menjadi “sensei janakatta”
Contoh kalimat :
- Dia dulu bukan seorang guru
Kare wa sensei janakatta
Konjugasi Kata Benda Bahasa Jepang Dalam Bentuk Negatif Versi Sopan
Setelah tadi kamu mempelajari tiga bentuk kata benda dalam Bahasa Jepang, ternyata ada juga lho perubahan kata benda versi sopan yang bisa kamu pakai agar lebih santun. Entah itu saat waktu mengobrol dengan orang terpandang atau orang yang kamu hormati.
Konjugasi kata benda versi sopan ini hanya bisa kamu gunakan di dalam bentuk negatif dan bentuk negatif lampau.
Untuk penggunaan konjugasi bentuk negatif versi sopan ini, kamu tinggal mengganti kata (dewanai atau janai) dengan (dewa arimasen atau ja arimasen) setelah kata benda. Hal ini karena arimasen merupakan bentuk sopan dari nai. Berikut ini adalah contoh dari penerapan konjugasi versi sopan.
Contoh penulisan :
- Saya bukan orang Jepang
Watashi wa nihonjin dewa arimasen / ja arimasen
Kalau dalam konjugasi bentuk negatif lampau, kamu tinggal menambahkan dewa / ja arimasen deshita setelah kata benda.
Contoh kalimat :
- Saya dulu bukan guru
Watashi wa sensei dewa arimasen deshita / ja arimasen deshita
Itulah bentuk-bentuk konjugasi kata benda Bahasa Jepang yang wajib kamu pelajari untuk persiapan tes JLPT N5 agar mendapatkan hasil yang memuaskan.