Aturan Kerja Kantor Jepang yang Harus Kalian Lakukan

Aturan Kerja Kantor Jepang yang Harus Kalian Lakukan

Aturan kerja kantor Jepang sebenarnya tak beda jauh dengan kantor di Indonesia. Namun budaya yang ada disana berbeda, perusahaan mempunyai jadwal yang lebih teratur, tertib, dan disiplin terhadap waktu. Jadi, jika kalian berniat untuk kerja di Jepang, alangkah baiknya tahu berbagai aturan yang ada.

Meski begitu, tiap perusahaan bisa saja punya aturan yang berbeda, ada yang lebih ketat, ada pula yang lebih fleksibel. Supaya kalian tak kaget ketika bekerja, akan lebih baik jika kalian tahu terlebih dahulu apa saja aturan dan budaya kerja yang perusahaan tersebut miliki.

Berbagai Aturan Kerja Kantor di Jepang

Aturan kerja kantor Jepang

1. Sensitif Terhadap Waktu

Budaya kerja yang ontime merupakan ciri khas dari sendi kehidupan Jepang, termasuk dalam dunia kerja, pendidikan, hingga ekonomi. Tak jarang karyawan akan datang lebih awal ke kantor untuk mempersiapkan diri, meja kerja, hingga bahan-bahan yang akan mereka gunakan nantinya.

Sehingga ketika waktu kerja sudah dimulai, yang biasanya berlangsung antara jam 8 hingga 9 pagi, mereka bisa langsung siap bekerja. Kebanyakan perusahaan di Jepang menerapkan kerja on-site atau kantoran, jarang ada perusahaan yang memiliki konsep kerja online atau work from home.

2. Budaya Overwork atau Lembur

Jika biasanya lembur membuat orang lain sebal, maka beda dengan warga Jepang. Mereka suka melakoni budaya overwork atau lembur. Walaupun mereka datang tepat waktu, mereka tetap akan pulang terlambat. Sebagai sebuah budaya, para pekerja di Jepang sudah terbiasa dan nyaman dengan hal ini.

Kebanyakan pekerja di Jepang, biasanya merupakan karyawan, begitu cinta dengan pekerjaan mereka. Tak heran mereka rela kerja lembur atau pulang malam hanya untuk mengerjakan pekerjaan. Budaya lembur merupakan hal yang wajar, bahkan ada anggapan bahwa pulang tepat waktu bukan merupakan hal yang sopan.

3. Aturan Kerja Kantor Jepang: Nomikai

Nomikai atau lebih terkenal dengan sebutan pesta miras adalah salah satu budaya yang dilakukan pekerja Jepang. Dengan cara  ini, tiap orang yang bekerja di perusahaan tersebut bisa bertemu dengan teman kantor. Ajang nomikai sudah berlangsung secara turun temurun dan terus lestari hingga saat ini.

Namun sekarang banyak anak muda Jepang yang tak tertarik dengan ajakan nomikai. Alasannya karena menghabiskan waktu luang dan mengurangi jatah waktu bersama keluarga. Anak muda Jepang kini semakin berani melakukan hal-hal yang tabu dalam adat budaya kerja, seperti tak mengikuti nomikai atau pulang kantor tepat waktu.

4. Melakukan Diskusi dengan Atasan

Setiap keputusan tak boleh karyawan lakukan secara langsung, harus dengan persetujuan dari atasan. Karena itu, setiap hendak mengambil keputusan, mereka harus tetap melakukan konsultasi dan diskusi bersama atasan. Walaupun tempo pengambilan keputusan sangat singkat, mereka tetap harus meminta izin atasan untuk melakukannya.

Ada alasan dibalik budaya tersebut, di Jepang senioritas dijunjung dengan tinggi. Tiap karyawan harus selalu menghormati siapapun yang lebih tua darinya, apalagi atasan. Karyawan yang punya masa kerja lebih panjang akan mendapatkan penghormatan dari orang sekitarnya. Tak hanya itu, perusahaan juga akan memprioritaskan karyawan yang punya masa kerja lebih panjang atau sudah senior, baik masalah cuti atau kenaikan pangkat.

Menarik bagaimana budaya dan aturan kerja kantor Jepang berlaku. Dengan mengetahui aturan tersebut, apakah kalian jadi makin tertarik bekerja ke Jepang? Pastikan untuk tetap melakukan aturan dalam daftar untuk menghindari teguran dari atasan ya!