Budaya pacaran di Jepang ternyata berbeda lho dengan negara lain. Ini bisa terjadi karena kultur yang berkembang di masyarakat, gaya dan pola hidup, serta prinsip yang mereka miliki. Banyak yang menganggap kalau pacaran di Jepang terlihat manis dan romantis, padahal kenyataannya berbeda.
Lalu bagaimana budaya pacaran yang ada di negeri bunga sakura ini? Apakah memang tak terlihat manis seperti di anime dan drama Jepang? Yuk intip seperti apa realita disana!
5 Budaya Pacaran yang ada di Jepang
1. Jarang Berkomunikasi
Sebuah survey yang dilakukan oleh My Navi memperlihatkan bahwa hanya sedikit pasangan yang melakukan komunikasi secara intens. Walaupun separuh dari responden mengatakan bahwa mereka menggunakan aplikasi chatting setiap hari, namun jumlah terbanyak keduanya yang hampir mencapai 20 persen mengatakan bahwa mereka hanya menggunakan aplikasi tersebut 2-3 kali seminggu.
Ini memperlihatkan bahwa tak semua pasangan melakukan komunikasi sepanjang hari. Bagi mereka yang tak sering menggunakan aplikasi chatting, mengatakan bahwa mereka lebih serius dalam bekerja, sehingga jarang membuka ponsel untuk berkomunikasi.
2. Jarang Berkencan
Di Jepang tak ada istilah malam minggu, sebagai akibat frekuensi komunikasi yang rendah, intesitas kencan juga tak begitu tinggi. Alasannya adalah masalah transportasi yang cukup mahal di Jepang, apalagi untuk pasangan yang tinggal berjauhan atau beda kota.
Selain masalah transportasi, alasan lain mengapa tak banyak pasangan Jepang yang berkencan adalah prinsip penekanan ruang pribadi. Pasangan di Jepang juga tak memaksa untuk pergi berkencan di akhir pekan, apalagi jika pasangannya punya jam kerja yang tinggi.
3. Tidak Bertemu di Rumah
Jika di Indonesia, pasangan yang berpacaran bisa saja mampir ke rumah, maka beda dengan budaya pacaran di Jepang. Menjemput pasangan sebelum kencan atau mengantarkannya untuk pulang biasnaya hanya sampai di stasiun. Namun untuk wilayah pedesaan, biasanya pasangan masih bisa melakukan antar jemput.
Ada alasan mengapa pasangan tidak bertemu di rumah, yakni kepraktisan. Lebih mudah jika pasangan bertemu di stasiun atau tempat kencan langsung. Apalagi Jepang merupakan negara yang aman, sehingga tiap warganya bisa bepergian dengan mudah tanpa khawatir.
4. Tidak Dekat dengan Keluarga
Budaya lain yang cukup unik di Jepang terkait masalah percintaan adalah tidak dekatnya keluarga antar pasangan. Umumnya masyarakat di Jepang tak akan memaksa pasangannya untuk dekat dengan keluarga masing-masing, walau sudah menjalin hubungan yang serius.
Kebanyakan anak muda biasanya merantau ke kota besar, jadi butuh waktu dan uang lebih untuk sekedar pulang dan mengenalkan pasangannya. Orang Jepang bukannya tak menghargai keluarga, namun kadang mereka kurang nyaman jika mendapat pertanyaan pribadi dari keluarga besar.
5. Cinta Memang Penting, Namun Privasi Lebih Penting
Karena budaya yang miliki, orang Jepang sangat menghargai privasi. Kadang, meski sudah dekat dan menjalin hubungan dalam jangka waktu lama, masing-masing pasangan masih belum tahu password atau jumlah pendapatan yang pasangannya miliki.
Ini bisa jadi karena kultur privasi dan rasa enggan berbagi yang masyarakat Jepang mereka. Menurut mereka, privasi adalah hal yang penting dan harus dihormati oleh orang lain. Menjalin hubungan tak hanya sekedar rasa sayang saja, tapi juga rasa hormat dan kepercayaan.
Tiap negara memang punya budaya sendiri terkait hubungan percintaan, tak terkecuali Jepang. Setelah mengetahui penjelasan ini, apakah kalian masih berpikir bahwa budaya pacaran di Jepang romantis dan manis seperti di anime?