Review Manga Ajin: Kombinasi Horor, Aksi, dan Gore

Review Manga Ajin: Kombinasi Horor, Aksi, dan Gore

Butuh bacaan aksi tapi punya demografi seinen? Coba baca Ajin: Demi Human. Manga Ajin merupakan serial komik buatan Gamon Sakurai yang rilis 2012 lalu. Kali ini review manga Ajin akan menjadi bahasan untuk rubric Review.

Manga ini sudah mendapatkan adaptasi anime yang diproduksi oleh studio Polygon. Berbeda dari anime biasanya yang mendapatkan kombinasi tekhnik penggambaran 2D dan 3D, Ajin full menggunakan 3D. Simak penjelasan ringkasnya berikut ini jika kalian tertarik membaca dan menonton animenya nanti.

Sinopsis Ajin

review manga Ajin

Ajin merupakan sebutan untuk makhluk immortal yang berasal dari manusia. Makhluk ini punya banyak kelebihan, ia bisa mengeluarkan suara yang membuat manusia lain terpaku. Ajin juga bisa bertarung, tidak bisa mati, dan punya penjaga pribadi dari bayangannya yang bisa ia manfaatkan.

Di dunia hanya ada sedikit Ajin, sudah puluhan yang terdeteksi, namun tidak pasti apakah ada kemungkinan populasinya meningkat. Meski cukup banyak, Jepang hanya punya 2 Ajin, yang kemudian bertambah ketika tokoh utama seri ini, Nagai Kei, mati tertabrak truk dan hidup kembali sebagai Ajin. Ia kemudian diburu oleh pemerintah Jepang sebagai objek uji coba.

Ajin dari Kei inilah yang nantinya merubah stigma masyarakat terhadap Ajin. Sebelumnya Ajin dianggap hoaks, namun kini setelah Kei jadi buron, orang-orang baru percaya. Ajin-ajin lain di Jepang pun akhirnya bermunculan dengan agendanya sendiri.

Kombinasi Horor dan Aksi

review manga Ajin

Masih sedikit manga yang mengombinasikan tema horor dan aksi, tapi Ajin jadi salah satu bukti bahwa kombinasi keduanya tak buruk. Ada kesan thriller yang kuat dari seri ini, terlihat dengan scene yang mencekam. Ada juga sedikit gore dari scene potongan tubuh yang tercecer.

Poin lebih dari Ajin adalah alurnya yang straight forward; pembaca diajak maju dalam babak demi babak. Kei yang sadar ia diburu pemerintah, harus putar otak untuk menyelamatkan diri. Dengan demografi seinen, manganya tetap bisa kalian pahami dengan mudah.

Review Manga Ajin: Artsyle

blank

Membahas review manga Ajin tak lengkap tanpa membahas segi grafisnya. Untuk ukuran manga aksi dan horor, pencitraannya rapi dan bagus. Bahkan pembaca manga setuju kalau dari segi grafis, animenya kalah jauh.

Beberapa bagian juga tergambar dengan detail, sehingga membuat pembaca bisa ikut tahu bagaimana tensi dan emosi dari para karakter. Jangan lupa, ini manga aksi, tentu ada scene aksi yang bisa kalian temukan, dan secara keseluruhan semuanya cukup baik.

Scene aksinya juga tertata, tak hanya sekedar serang menyerang. Kalian bisa tahu lengkap mulai dari main kejar-kejaran, konfrontasi, kabur, bahkan tembak-menembak. Karena Ajin merupakan masalah negara, kalian juga akan melihat konfrontasi Ajin dengan manusia, tak hanya dengan sesama Ajin.

Konsep Kemanusiaan dalam Ajin

blank

Poin apik dari Ajin bukan hanya mengenai plot-nya, melainkan juga dari karakterisasi yang kuat. Pembaca akan diajak mempertanyakan rasa kemanusiaan lewat monolog Nagai Kei. Sayangnya Kei bukanlah karakter shounen hero biasa, ia pribadi yang agak skeptis dan egois.

Banyak pembaca yang sedikit jenggah dari sifat Kei yang tak punya empati, ia hanya akan membantu orang lain jika orang ini nantinya berguna untuknya. Jika tidak, ia tak segan meninggalkan mereka dalam medan pertempuran. Padahal konsep seperti inilah yang serupa dengan sifat manusia sekarang.

Review manga Ajin yang singkat ini semoga membuat kalian tertarik untuk membaca manganya. Meski sudah mendapatkan dua musim anime, namun fandomnya menyarankan kalian untuk membaca manganya, yang menurut mereka jauh lebih baik.