3 Fakta Kerja di Jepang yang Sebenarnya Bagi Muslim

3 Fakta Kerja di Jepang yang Sebenarnya Bagi Muslim

Kerja di Jepang yang sebenarnya kadang tak seperti yang diharapkan. Untuk muslim, perbedaan kultur di Jepang dan Indonesia tentu berbeda, apalagi Jepang bukan negara dengan penganut Islam yang besar. Fakta ini tentu membuat kalian yang beragama Islam berpikir dua kali untuk kerja di Jepang.

Namun jangan khawatir, bekerja dan membangun karir di Jepang bagi umat Islam bukan tidak mungkin. Sekarang ini jumlah imigran muslim yang bekerja di Jepang semakin besar. Jika kalian tertarik tertarik mengulik lebih dalam mengenai kultur budaya kerja bagi muslim, berikut adalah penjelasannya.

Pastikan Memberikan Pengertian pada Perusahaan

Menurut data statistik, jumlah pemeluk agama Islam di Jepang tak lebih dari 200 ribu jiwa atau sekitar 0,5 % dari total penduduk masyarakat Jepang. Maka tak heran, kebanyakan orang Jepang belum pernah bertemu langsung dan berinteraksi dengan umat muslim.

Karena minimnya interaksi, ada baiknya kalian menjelaskan mengenai kepercayaan umat Islam. Umumnya warga Jepang tak takut dengan umat muslim, mereka hanya khawatir dengan umat muslim karena tak mengetahui apapun mengenai agama dan kultur budaya mereka.

Jadi untuk memberikan kesan yang baik bagi umat muslim secara keseluruhan, kalian bisa memberikan pengertian kepada perusahaan terkait ibadah atau kebiasaan yang dilakukan. Jangan lupa untuk bertingkah laku sopan agar persepsi orang Jepang terhadap umat muslim tidak buruk.

Cara Shalat di Tempat Kerja

Kerja di Jepang yang sebenarnya

 

Masalah kerja di Jepang yang sebenarnya bagi pemeluk Islam adalah cara shalat di tempat kerja. Masih ada anggapan bagi masyarakat Jepang bahwa ibadah yang umat Islam lakukan lebih dari 30 menit, sehingga mengurangi produktifitas kerja.

Untuk itu, kalian harus menjelaskan mengenai jadwal shalat dan berapa waktu yang dihabiskan untuk melakukannya. Biasanya sholat tak lebih dari 10 menit, jadi kalian bisa melakukannya di sela istirahat. Seringnya jam kerja bersinggungan dengan sholat duhur atau ashar, beberapa bahkan sampai di waktu maghrib.

Untuk sholat duhur, kalian bisa melakukannya di waktu istirahat makan siang. Untuk sholat yang lain bisa kalian sesuaikan dengan waktu bekerja. Tak harus mencari masjid atau mushola untuk sholat, gunakan saja ruang meeting atau ruang staf yang kosong.

Hal yang sama berlaku untuk sholat jumat, kalian bisa menegoisasikannya dengan perusahaan tempat kerja. Ada yang meminta perpanjangan kerja 1 jam lebih lambat atau 1 jam lebih lama. Tak semua perusahaan menyetujui penambahan jam kerja, jadi pastikan untuk mendiskusikannya secara detail.

Pakaian dan Hijab

Pertanyaan yang paling banyak diajukan mengenai kerja di Jepang yang sebenarnya bagi umat muslim adalah pemakaian hijab dan jenis pakaian. Untuk masalah ini, kalian bisa menanyakannya langsung pada perusahaan atau kantor tempat kalian bekerja.

Biasanya pekerjaan yang tidak berhubungan langsung dengan pelayanan dan bertemu dengan pelanggan diperbolehkan untuk memakai hijab. Namun aturan tersebut tentu berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain.

Di Jepang juga ada aturan untuk tampil rapi dan bersih, dalam artian tidak menumbuhkan rambut di wajah. Banyak perusahaan yang menerapkan aturan untuk mencukur bersih jenggot maupun kumis sekaligus melakukan perawatan tubuh. Jika memungkinkan, sebaiknya patuhi aturan tersebut, apalagi jika kalian bekerja di bidang jasa.

Sekarang kalian sudah tahu kan bagaimana kerja di Jepang yang sebenarnya bagi umat Islam? Tertarik untuk bekerja di Jepang? Pastikan kalian menggunakan program dan lembaga resmi guna menghindari adanya penipuan yang merugikan.