Review Anime Houseki no Kuni – Kisah Hidup Para Permata

Review Anime Houseki no Kuni – Kisah Hidup Para Permata

Houseki no Kuni memang sudah redup gaungnya, namun ketika tayang pada slot anime musim gugur 2017 lalu, ia mendapatkan banyak atensi. Selain tampil mencolok dengan grafis CGI, anime ini juga membawakan premis menarik yang belum pernah ada.

Jangan khawatir, meski menggunakan CGI, namun anime ini berhasil membawakan vibe cerita dengan baik. Malahan banyak fans yang beranggapan bahwa penggunaan CGI dinilai tepat untuk adaptasi manganya. Berikut adalah review singkat anime Houseki no Kuni yang bisa kalian baca sebelum memutuskan menonton animenya.

Review Anime Houseki no Kuni: Sinopsis

Review Anime Houseki no Kuni

Seri Houseki no Kuni mengisahkan dunia utopis setelah manusia musnah dari bumi. Sebagai gantinya ada kehidupan baru yang lahir, yakni para permata yang tak memiliki gender dan hidup abadi. Kehidupan para permata di Bumi tak pernah tenang karena para Penduduk Bulan yang bernama Lunaian, selalu datang untuk menculik para pemata dan membawanya ke langit.

Hidup di ambang kematian, 28 permata yang masih hidup mendapatkan tugas dari Kongou-sensei sesuai kemampuan yang mereka miliki. Phos, salah satu permata termuda yang usianya baru 300 tahun punya keinginan untuk maju ke medan perang bersama teman-temannya, sayang ia harus selalu di belakang karena bahan pembentuknya yang mudah pecah dan kemampuan bertarungnya yang lemah.

Suatu hari Kongou-sensei menugaskan Phos menuliskan ensiklopedia mengenai berbagai hal. Tak disangka tugas tersebut membawanya dalam rahasia gelap, yakni mengenai 3 golongan ras setelah manusia mati, alasan kenapa penduduk Bulan memburu permata, dan masih banyak lagi. Phos pun mulai mencari tahu kebenaran yang tak seorang permata pun tahu.

Pengembangan Plot dan Karakterisasi

blank

Perkembangan plot dari seri Houseki no Kuni cukup baik, dengan semakin berjalannya cerita, kalian akan tahu alasan mengapa penduduk Bulan mencuri tubuh permata. Bumbu konspirasi juga mulai terlihat sepanjang episode terakhir berjalan. Tapi karena manganya sendiri masih ongoing, anime ini membawakan ending yang tak tuntas.

Terkait penokohan karakter, Houseki no Kuni membawakannya dengan baik. Memang tidak semua permata mendapatkan spotlight selama cerita berjalan, namun setidaknya kalian tak akan kesulitan membedakannya satu sama lain. Sifat dan kemampuan tiap permata juga berlainan satu sama lain, ini membuat kisah jadi lebih fresh dan tak monoton.

Development untuk Phos sebagai karakter utama juga cukup baik. Awalnya Phos merupakan tipikal main karakter yang lugu, polos dan periang. Makin tahu ia akan rahasia para permata dan Lunarian, ia berubah jadi karakter yang dingin, pendiam dan berusaha keras agar bisa menjadi permata yang diandalkan.

Style Animasi dan Urusan Produksi

Review Anime Houseki no Kuni

Review anime Houseki no Kuni tak lengkap jika tak membahas mengenai urusan produksi. Seperti yang telah disinggung, anime ini menggunakan CGI, yang meski mendapat pujian, namun juga kritik. Angle yang kurang pas dan desain karakter yang terkesan copy paste tak membuat penonton puas.

Walaupun desain karakternya minus, namun kualitas animasinya cukup menggagumkan. Dengan desain yang minimalis, tiap pertarungan yang berlangsung antara Lunarian dan Permata berlangsung epik. Bagaimana penggambaran masing-masing permata ketika hancur juga terlihat detail dan rinci.

Anime Houseki no Kuni bisa jadi tontonan yang menarik jika kalian suka cerita dengan tema dan plot yang berat. Seri ini memang belum mendapatkan informasi mengenai musim kedua, namun manganya masih ongoing dan bisa kalian baca di berbagai platform baca manga daring.