Jepang adalah salah satu negara di Asia Timur yang terkenal akan kemajuannya. Teknologi dan perkembangan animasi juga membuat Negeri Sakura menjadi lebih luas lagi di mata global. Kepopuleran yang Jepang dapat ini berhasil menarik perhatian banyak orang untuk mengetahui lebih dalam lagi. Salah satu yang sering orang tanyakan adalah soal agama Shinto.
Mengenal Agama Shinto
Shintoism adalah kepercayaan lokal asli dari Jepang. Secara definisi, Shinto merupakan sebuah agama yang percaya akan kehadiran entitas Tuhan. Dalam bahasa Jepang, Tuhan yang mereka maksud bernama Kami. Penganutnya percaya bahwa Kami adalah entitas supranatural yang menjadi pusat dari Shintoism. Untuk lebih lengkapnya, berikut adalah uraian tentang kepercayaan Shinto sebagai salah satu budaya unik asal Jepang.
Entitas Kami
Pengertian di atas mengungkap secara singkat bahwa Kami adalah entitas pusat dari agama Shinto. Berkaitan dengan hal tersebut, ada satu istilah dalam bahasa Jepang yang memiliki arti “Delapan Juta Dewa”. Istilah ini merujuk pada kepercayaan masyarakat tentang keberadaan Dewa yang bisa bersemayam dalam bentuk apa pun. Bentuk yang dimaksud adalah hewan, tumbuhan, atau segala hal yang ada di dunia.
Dewa yang Mengabdi di Kuil
Shintoism memiliki tempat ibadah dalam bentuk kuil. Kuil Shinto tersebar di berbagai wilayah Jepang dengan persembahan masing-masing. Contohnya saja Kuil Ise Jingu yang terletak di Kota Ise. Kuil ini adalah tempat untuk menyembah sosok Dewa Matahari yang bernama Amaterasu Okami. Amaterasu adalah salah satu Dewa yang paling berharga dalam kepercayaan lokal Jepang ini.
Selain itu, ada juga banyak kuil khusus untuk menyembah Dewa yang berbeda lagi. Sebelumnya sudah ada istilah tentang Delapan Juta Dewa. Contoh dari istilah tersebut adalah adanya penghormatan terhadap rubah dan ular di Shirohebi Jinja dan Inari Jinja. Bahkan ada juga kuil dimana penganutnya datang untuk berdoa dan mengusir Dewa Kemiskinan dalam dirinya.
Dewa yang Melewati Gerbang Torii dalam Agama Shinto
Pada sebuah kuil di daerah Jepang, biasanya akan ada sebuah gerbang berwarna merah di bagian depan. Gerbang Torii menjadi sebuah batas untuk antara kawasan kuil dan dunia luar. Hal ini bertujuan agar penganut yang sedang berdoa bisa menjadi lebih fokus lagi. Ketika melewati gerbang ini, penganut Shintoism biasanya akan memberikan hormat kepada Para Dewa saat masuk dan keluar.
Karya Para Biksu Shinto
Tidak ada soal kepercayaan yang kuat, biksu di Agama Shinto juga biasanya sering melakukan banyak karya di kuil. Karya di sini adalah tentang setiap tindakan untuk memelihara kuil dan berbagai ritual terhadap Kami-sama. Beberapa biksu ini ada juga yang memiliki sertifikasi resmi dari Asosiasi Kuil Shinto dengan beberapa kualifikasi tertentu.
Dalam bahasa Jepang, biksu Shinto memiliki dua sebutan. Sebutan tersebut adalah “Kannushi” atau ada juga yang menyebutnya sebagai “Shinsoku”. Tugas Kannushi ini adalah melakukan ritual untuk penyembahan, ritual di event tertentu seperti festival, dan membersihkan pengaruh jahat serta penyakit. Selain itu, biksu ini juga memiliki tanggung jawab dalam menjaga kuil, mulai dari kebersihan hingga administrasi.
Ajaran Agama Shinto
Dalam agama Shinto, ada satu ajaran utama yang bernama Jyoumei Seichoku. Ajaran ini memiliki 4 poin sebagai komponen pembangun utama. Empat komponen tersebut adalah bersih, terang, jujur, dan berada di jalan yang benar. Komponen ini juga yang bisa membangun budaya masyarakat Jepang sehingga negaranya berhasil menjadi negara disiplin.
Itulah informasi tentang mengenal ajaran agama Shinto yang menjadi budaya unik asal Jepang. Selain soal kepercayaan, ada juga banyak budaya Jepang lainnya yang turut membangun ciri khas Negeri Sakura.